Operasi Bariatrik VS Sedut Lemak

Jika Anda mempunyai masalah berat badan atau Anda tidak suka dengan jumlah lemak pada tubuh Anda. Anda pasti akan mencari cara untuk mengubahnya. Diet dan olahraga mungkin dapat membantu, tetapi bagaimana jika Anda gagal dan menginginkan hasil yang lebih cepat, aman dan lebih berkesan?

Berkat kemajuan di bidang kedokteran, Anda memiliki pilihan lain untuk mendapatkan tubuh yang lebih sehat dan ramping yang Anda inginkan. Dua pilihan yang paling populer adalah operasi bariatrik dan sedot lemak.

Setelah Anda memutuskan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat, memutus siklus obesitas bisa mengurangi risiko kondisi yang mengancam jiwa, seperti penyakit jantung dan kolesterol tinggi. Namun, memilih perawatan penurunan berat badan terbaik untuk tubuh Anda terkadang bisa membingungkan dan menakutkan.

Sedot lemak vs Bedah Bariatrik – Mana yang Terbaik?

Liposuction atau sedot lemak berfokus pada menghilangkan lingkar inci sementara, sementara operasi bariatrik mengubah cara tubuh merespons lingkungan dan asupan makanan. Oleh karena itu, operasi bariatrik dapat merangsang penurunan berat badan, yang tidak hanya mencakup transformasi estetika tetapi juga mengurangi berbagai risiko kesehatan yang terkait dengan obesitas. Ini adalah perubahan gaya hidup yang lengkap.

Ada manfaat yang sangat berbeda dalam operasi bariatrik dan sedot lemak. Manfaat sedot lemak sebagian besar untuk estetika atau kosmetik. Pada tingkatan yang dasar, sedot lemak dapat membantu dalam kondisi di mana lemak menumpuk di area tertentu, seperti ginekomastia, di mana akumulasi lemak terjadi pada payudara pria.

people-exercising

Dan di sisi lain,penderita obesitas yang terancam gangguan kesehatan dan tidak berhasil menurunkan berat badan setelah mencoba olahraga rutin, diet, atau mengonsumsi obat-obatan, dokter mungkin akan menyarankan operasi bariatrik.

Operasi ini bertujuan untuk membatasi jumlah makanan yang dapat ditampung oleh lambung atau mengurangi penyerapan nutrisi di usus halus. Operasi bariatrik membawa banyak manfaat kesehatan. Salah satunya meningkatkan kadar glukosa dan insulin, yang mengarah pada perbaikan dan bahkan resolusi diabetes tipe 2, meningkatkan kesehatan kardiovaskular, meningkatkan kesuburan, mengurangi gejala PCOS, membantu mengurangi sakit nyeri sendi, dan menghilangkan apnea tidur (pernafasan terhenti ketika tidur).

Jenis-Jenis Operasi Bariatrik

Ada beberapa jenis operasi bariatrik yang umum dilakukan, yaitu:

Gastric Bypass

Dalam prosedur ini, dokter bedah akan memisahkan lambung menjadi dua bagian, yaitu bagian atas yang berukuran lebih kecil dan bagian bawah yang lebih besar. Usus halus juga akan dipotong menjadi lebih pendek dan langsung disambungkan dengan bagian lambung yang berukuran kecil tadi.

Tujuannya adalah untuk mengurangi ruang tampung makanan di lambung dan mengurangi penyerapan nutrisi dari makanan di usus halus.

Sleeve Gastrectomy

Metode ini dilakukan dengan membuang sekitar 75-80% bagian lambung. Bagian lambung yang disisakan berbentuk ramping dan memanjang seperti pisang. Dengan begitu, daya tampung lambung pun berkurang secara signifikan dan pasien akan menjadi lebih cepat kenyang setelah menjalani operasi pemotongan lambung.

Kandidat yang Dapat Dipertimbangkan untuk melakukan Operasi Bariatrik

Operasi bariatrik dapat dipertimbangkan oleh orang dewasa yang memiliki salah satu kondisi berikut:

  • Obesitas parah, yaitu yang indeks massa tubuhnya lebih dari 40.
  • Obesitas morbid, yaitu obesitas dengan indeks massa tubuh mulai dari 35 sampai dengan 39,9, namun memiliki masalah kesehatan serius terkait obesitas, seperti diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan sleep apnea.

Operasi bariatrik jarang dilakukan pada remaja. Namun, remaja obesitas yang telah melewati masa pubertas dan telah mencapai tinggi badan maksimal sesuai dengan pertumbuhannya dapat dipertimbangkan sebagai kandidat bedah bariatrik, sesuai pertimbangan dokter.

Biasanya jenis operasi bariatrik yang disarankan untuk remaja ini adalah yang tipe adjustable gastric band.

Manfaat Operasi Bariatrik

Operasi bariatrik dapat memberikan beragam manfaat, baik secara fisik maupun psikologis. Di antaranya adalah:

  • Mampu menghasilkan penurunan berat badan yang bertahan dalam jangka waktu lama. Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 90% penderita obesitas yang menjalani operasi bariatrik mengalami penurunan berat badan, dan hasilnya menetap dalam waktu setidaknya 1 tahun.
  • Mampu meningkatkan angka harapan hidup. Penelitian menunjukkan bahwa penderita obesitas yang telah menjalani operasi bariatrik memiliki usia harapan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan penderita obesitas yang tidak menjalani operasi.
  • Mampu mencegah atau membantu proses pengobatan gangguan kesehatan lain terkait obesitas. Contohnya adalah diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, sleep apnea, nyeri lutut karena radang sendi (arthritis), penyakit asam lambung, kolesterol tinggi, dan perlemakan hati.
  • Mampu meningkatkan kualitas hidup secara umum dan memperbaiki kondisi psikologis. Rasa percaya diri, interaksi sosial, gejala depresi, dan gangguan kecemasan dilaporkan mengalami perbaikan setelah penderita obesitas menjalani operasi bariatrik.

Risiko Operasi Bariatrik

Meski efektif dalam menurunkan berat badan, operasi bariatrik memiliki risiko yang tidak sedikit, di antaranya:

  • Perdarahan.
  • Infeksi.
  • Terbentuknya emboli, yaitu bekuan darah yang dapat terbawa ke organ tertentu, seperti otak, paru-paru, atau jantung. Jika tidak segera diobati, kondisi ini bisa mengancam nyawa.
  • Kebocoran pada lambung atau usus yang dijahit.
  • Kesulitan bernapas.

Dalam jangka panjang, orang yang menjalani operasi bariatrik juga lebih berisiko mengalami:

  • Masalah kesehatan yang disebabkan oleh gangguan penyerapan nutrisi, misalnya kurangnya penyerapan zat besi, kalsium, dan vitamin-vitamin, termasuk vitamin B12 dan vitamin E.
  • Makanan bergerak terlalu cepat melalui usus halus, sehingga menimbulkan mual, diare, berkeringat, pusing, dan lemas sehabis makan. Hal ini terutama terjadi ketika mengonsumsi makanan manis.
  • Terbentuknya batu empedu karena penurunan berat badan yang drastis dalam waktu cepat.
  • Hernia.
  • Penyempitan di area lambung dan usus yang dijahit, sehingga timbul mual, muntah, dan kesulitan makan.
  • Luka atau lubang di saluran cerna.

Selain memiliki banyak resiko, operasi bariatrik juga bisa gagal menurunkan berat badan, meskipun kemungkinannya kecil. Itulah sebabnya, perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh dan pertimbangan yang matang sebelum menjalani prosedur ini.

Agar dapat memperoleh hasil yang optimal dengan efek samping yang minimal, pastikan Anda mengikuti semua petunjuk dokter setelah operasi bariatrik, termasuk pola makan yang harus dijalani, perubahan gaya hidup, konsumsi obat dan vitamin, serta jadwal kontrol berkala.

Jika mengalami keluhan atau masalah kesehatan tertentu setelah menjalani operasi bariatrik, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri kembali ke dokter bedah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×

Hello!

Chat with our representatives below to make appointment on WhatsApp.

×